Mimpi Itu Gratis: Mengapa Mahasiswa Gen-Z Harus Berani Bermimpi Besar


Di tengah dunia yang cepat berubah, penuh tantangan dan ketidakpastian, satu hal yang tetap bisa dimiliki oleh siapa pun tanpa batas: mimpi. Ya, mimpi itu gratis. Ia tidak memerlukan biaya, tidak dibatasi oleh latar belakang, dan tidak mengenal status sosial. Justru karena gratis, mimpi seharusnya menjadi modal utama mahasiswa Gen Z dalam membangun masa depan.

Generasi Z—yang lahir dan tumbuh di era digital—memiliki keunggulan besar: mereka adaptif, kreatif, dan punya akses luas terhadap informasi serta peluang global. Tapi keunggulan itu tidak akan berarti jika mereka tidak punya visi besar. Mimpi besar adalah arah; ia memberi semangat untuk belajar, bekerja keras, dan bertahan dalam proses. Tanpa mimpi, potensi hanya akan menjadi rencana yang tak pernah diwujudkan.

Bermimpi besar bukan berarti bermimpi tanpa realita. Justru, mimpi besar mendorong mahasiswa untuk belajar lebih dalam, merancang strategi, dan bergerak lebih cepat. Misalnya, seorang mahasiswa yang bermimpi menjadi penulis internasional akan lebih giat membaca, menulis setiap hari, mencari mentor, hingga mengikuti komunitas dan kompetisi menulis. Semua upaya ini dimulai dari keberanian untuk bermimpi lebih dari sekadar "cukup".

Sering kali, mimpi mahasiswa terhalang oleh rasa takut—takut gagal, takut dihakimi, takut tidak mampu. Padahal, dunia ini dibangun oleh orang-orang yang dulunya hanya bermimpi, lalu bangkit, gagal, mencoba lagi, dan akhirnya berhasil. Mahasiswa Gen Z harus sadar bahwa mereka hidup di era yang penuh kemungkinan. Yang mereka butuhkan hanyalah keberanian untuk memulainya.

Mimpi itu gratis, tetapi mewujudkannya memang butuh harga: waktu, tenaga, dan keyakinan. Namun percayalah, harga itu layak dibayar. Karena lebih baik gagal dalam mewujudkan mimpi besar, daripada tidak pernah bermimpi sama sekali.


Penulis : Shofiyyatul Azkiya' dan Putri Ika Cahyani

Comments

Popular posts from this blog

Membangun Tim yang Solid dalam Organisasi: Mengelola Konflik dan Perbedaan serta Mengembangkan Budaya Tim yang Positif

KKN 21 Unirow Tuban Desa Ngadirejo, Kec. Rengel Tanam 100 Pohon Sirsak di Desa Ngadirejo Bersama Warga dan Pemerintah Desa

Kuliah Kerja Nyata 13 IAINU Tuban Bantu Asistensi Mengajar di TPQ Sebagai Bentuk Pengabdian